Rabu, 27 November 2013

(TUGAS) 05. MANAJEMEN KONSTRUKSI PROYEK



Manajemen Konstruksi dalam Profesional Konstruksi Manajemen (PCM), merupakan suatu metoda efektif yang dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek konstruksi pemilik proyek. Metode ini menyatukan perencanaan, desain dan tahap konstruksi sebagai pekerjaan yang terpadu. Dan pekerjaan ini dilakukan oleh tim Manajemen Proyek.
Tim Manajemen Proyek termasuk didalamnya, Pemilik Proyek, Manajemen Konstruksi (MK), Perencana/arsitek/engineer dan pelaksana/kontraktor termasuk Kontraktor utama maupun kontraktor pendukung, bersama – sama terlibat dalam pembangunan proyek. Dan jika perlu Investor – investor yang termasuk mendanai proyek ikut terlibat sebagai anggota ke dalam Manajemen Proyek. Tim Manajemen Proyek ini bersama – sama merumuskan pra perencanaan proyek sampai final proyek. Tugas dari Project Management ini adalah merencanakan, analisa desain, biaya konstruksi, dampak terhadap linkungan, quality job, jadwal serta waktu penyelesaian proyek, termasuk juga analisa masalah dan hambatan yang akan terjadi selama pembangunan proyek. Point diatas untuk melaksanakan keinginan pemilik proyek, tanpa harus mengurangi kualitas proyek, biaya yang kurang serta pelaksanaan proyek yang optimal.
Manajer Konstruksi adalah sebuah badan hukum atau organisasi yang khusus bergerak pada bidang Profesional Construction Management (PCM) dan merupakan anggota tim Project Management. Detail tugas Profesional Manjemen Konstruksi (PCM), dapat dijelaskan dibawah ini :
  • Bekerja sama dengan pemilik proyek dan melakukan perencanaan mulai dari pra perencanaan hingga final proyek. Dan bertugas sebagai pemimpin tim proyek. Pada tahap desain Manajemen Konstruksi/CM membuat rekomendasi untuk perbaikan desain, teknologi Konstruksi yang terbaik, penjadwal dan bagaimana membuat konstruksi yang efisien dan efektif.
  • Mengajukan beberapa alternatf desain dan rencana konstruksi termasuk didalamnya analisa dampak terhadap biaya serta waktu, yang dibicarakan bersama tim Manajemen Project.
  • Setelah Biaya Konstruksi, Jadwal dan Pembagian pekerjaan telah di sepakati untuk di laksanakan, Manajemen Konstruksi meangawasi pelaksanaan yang telah diputuskan bersama, agar tidak melebihi anggaran yang di tetapkan dan melebihi waktu yang di tetapkan. Apabila rencana -rencana tersebut mengalami masalah, maka tugas manajemen construction memberitahu pemilik proyek, sehingga pemilik proyek dapat mangambil keputusan yang cepat.
  • Memberikan saran dan mengantur kontrator di lapangan dalam hal pengadaan material dan peralatan, memperhatikan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan kontraktor, agar tidak mengalami keterlambatan dan mengawasi pelaksana proyek/kontraktor dalam pembayaran. Meneliti kualitas hasil kerja kontraktor, apakah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, melaporkan biaya yang dikeluarkan, termasuk perencanaan biaya yang diperlukan pemilik proyek.
Manajemen Konstruksi
Pada kontrak proyek, perusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab mengatur seluruh kegiatan atau aktifitas proyek. Kegiatan  dan aktifitas tersebut, mulai dari konsep desain sampai hasil proyek. Atau  Konsultan Manajemen Konstruksi bertindak sebagai tangan dari pemilik proyek terhadap aktifitas proyek.
Perusahaan atau Konsultan yang bergerak dibidang Manajemen Konstruksi(MK) Menyediakan pelayanan Manajemen selama pra-desain, desain dan tahap pelaksanaan konstruksi proyek. CM ikut memberikan pelayanan dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dan biaya proyek. Manajer Proyek atau disebut Prusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi tersebut mewakili pemilik proyek dalam hal perencanaan, waktu dan biaya serta kualitas dalam proyek. Pada gambar dibawah ini, ditampilkan struktur organisasi proyek, mulai proses perencanaan dan sampai hasil proyek.
Dari gambar struktur Manajemen organisasi Proyek, dapat dilihat perusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah sebagai perantara atau penghubung antara pemilik proyek dengan pelaksana atau kontraktor. Dan sebagai penghubung antara pemilik proyek dengan perencana desain, arsitektur, engineer. Maksud dari perantara disini, yaitu memberikan:
  • Berupa saran kepada owner project.
  • Rekomendasi lankah-langkah yang ditempuh.
  • Memberikan Keputusan kepada arsitek, desainer dan engineer.
Sedangkan pada tahap pelaksanaan :
  • Memberikan saran dan rekomendasi terhadap masalah desain, arsitek dan engineer.
  • Mengawasi pelaksanaan proyek.
  • Memberikan saran dan rekomendasi terhadap kontraktor, terhadap masalah yang terjadi.
Di sisi lain pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi mempunyai latar belakang kepentigan yang berbeda, misalnya kontraktor yang ber-orientasi kepada profit, arsitek/engineer adalah perusahaan yang mengadakan jasa, maka peranan Construction Manajemen (CM) didalam Manajemen proyek menjadi sangat penting, yaitu sebagai Supervisor/perantara/pengawas antara pemilik proyek dengan arsitek/engineer dan kontraktor.
Manajemen Konstruksi harus mempunyai pengetahuan yang lebih dalam segala aspek yang berhubungan dengan bidang konstruksi, bisnis, organisasi, ilmu teknik, hukum perburuhan, kontrak kerja, sosial, politik, akutansi keuangan serta linkungan, yang terpadu secara baik/profesional dalam bidang manajemen. Hal ini sangat dibutuhkan untuk memperoleh sasaran kualitas yang maksimal dalam waktu dan biaya sebuah proyek.
Manajemen Proyek
Manajemen proyek/project management atau dapat dikatakan sebagai “Program Manajement” , merupakan konsep yang digunakan pada proyek berskala  besar dalam nilai biaya dan  mempunyai nilai kompleksitas yang tinggi dalam skala desain, teknologi yang digunakan, penjadwalan, serta melibatkan banyak pihak (Konsultan dan Kontraktor) pada pelaksanaan proyek. Terdapat dua sistem dalam konsep manajemen proyek atau program manajemen ini, bila diihat dari kegiatan dan kepentingan pemilik proyek, yaitu:
  • Sistem tim manajemen terpadu / Integrated Management Team.
  • Sistem Konsultan manajemen proyek / Program Management Project
Tim Manajemen Terpadu
Dengan sistem ini,owner proyek terlibat penuh dalam mengelola program proyek dan owner termasuk di dalam tim Manajemen Terpadu.Tim ini beranggotakan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek,seperti owner,tenaga ahli/spesialis dalam berbagai bidang yang diambil dari perusahaan jasa manajemen konstruksi (MK),serta konsultan.Sistem manajemen proyek ini menggunakan keahlian manajemen dari seluruh anggota tim dalam mengelola para konsultan/perencana dan kemudian secara bersama-sama membuat kontrak konstruksi untuk para kontraktor,penyalur/supplier material & peralatan dan perusahaan-perusahaan lain yang terlibat di dalam program proyek. secara umum dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Manajemen Terpadu ini,seluruh anggota tim termasuk owner proyek ikut bertanggung jawab terhadap semua keputusan ataupun pelaksanaan dalam penanganan proyek tersebut.
Konsultan manajemen proyek
Sistem ini paling sering digunakan dalam proyek skala besar, dengan sub proyek yang memperkejakan banyak perusahaan konsultan manajemen konstruksi didalamnya. Dalam sistem ini owner project menggunakan jasa konsultan manajemen proyek, untuk membantu mengendalikan/mengatur pelaksanaan program pemilik proyek. Dan bertindak sebagai manajer proyek. Tugas konsultan manajemen proyek/ proyek manajer adalah memberikan saran dan rekomendasi kepada owner proyek dalam menganalisa laporan dan rencana kerja dari asing-masing perusahaan konstruksi manajemen, yang menangani bagian-bagian dari kegiatan proyek.
Mengingat skala proyek sangat besar, dimana proyek manajemen hanya terbatas bagaiamana menangani seluruh manajemen dari bagian-bagian proyek yang ada pada proyek tersebut. Dan tidak termasuk perencanaan desain atau masalah pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam proyek.
Peranan manajer proyek tergantung kemampuannya membuat keputusan dan mengimplemntasikannya di lapangan serta memujudkannya. Tugas dan tanggung jawab project manager harus mewakili banyak pihak, pemberian wewenang harus jelas  dan mudah di mengerti oleh semua pihak terlibat, agar dalam penerapannya bisa berjalan dengan baik.
Ada beberapa faktor sebagai acuan lingkup wewenang manajemen proyek. Dimana faktor – faktor teersebut :
  • Waktu pelaksanaan proyek
  • Pengalaman organisasi
  • Keuangan dan finansial perusahaan
  • Tenaga ahli yang di miliki
  • Kepentingan proyek
  • Kuantitas proyek
  • Tingkat kontrol
Prose Pemilihan Manajemen Konstruksi
Setiap Proyek yang mengikut sertakan Management Construction(CM), akan lebih baik dilakukan pada saat studi kelayakan proyek, telah mengikut sertakan dan melibatkan manajemen konstruksi, Bila perlu ditangani langsung oleh pihak manajemen konstruksi. Hal ini sangat membantu dalam menjaga kesinambungan dan keselarasan proyek mulai dari perencanaan dan ide sampai dengan tahap final proyek yang sesuai dengan harapan dan keinginan dari pemilik proyek. Biasanya yang terjadi pemilik proyek melakukan studi kelayakan dengan dibantu perusahaan konsultan dengan staf ahlinya yang terbaik dibidangnya dalam wewujudkan proyek.
Memilih Konsultan Perencana
Pada saat owner project memilih konsultan perencana/desain, biasanya mereka telah menentukan siapa yang berhak bekerja sama didalam proyek dan bertanggung jawab dalam hal desain proyek. Untuk itu sebaiknya manajemen konsultan ikut serta dalam pemilihan perencana proyek. Karena apabila perencana desain proyek yang ditunjuk lebih dahulu sebelum konsultan manajemen konstruksi, maka tidak ada jaminan kedua konsultan yang bergerak dibidang jasa ini dapat bekerja sama dengan baik dalam kelancaran dan kelangsungan proyek. jadi sebaiknya pihak pemilik proyek memilih manajemen konstruksi terlebih dahulu baru kemudian bersama-sama memilih perencana desain proyek. Dengan demikian pekerjaan manajemen konstruksi bisa terjalin secara optimal.
Langkah-langkah yang harus dilakukan memilih konsultan perencana adalh menyiapkan daftar konsultan perencana, yang masuk dalam kriteria manajemen konsultan, berpengalaman dan mempunyai keahlian dalam menangani proyek. Manajemen kontruksi berperan sebagai koordinator dalam interview atau wawancara pemilik proyek terhadap pihak konsultan perencana. Dalam interview ini, sangat diharapkan informasi yang diberikan oleh konsultan perencana kepada pihak pemilik proyek, terdapat point sebagai berikut.
  • Data – data perusahaan konsultan perencana
  • Reputasi profesional/portofolio
  • Pengalaman dalam menangani proyek
Dalam hal ini pihak manajemen konstruksi bisa berperan aktif dalam memimpin interview/wawancara mewakili pemilik , karena kurangnya pemahaman yang bersifat teknis. Setealh proses wawancara selesai pihak manajemen konstruksi ,bisa merekomendasikan pihak perencana yang terbaik.

SUMBER: http://www.gbaconsultant.co.id/manajemen-konstruksi-proyek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar