Jumat, 29 November 2013

(TULISAN) 42. SECRET ADMIRER



42. SECRET ADMIRER
Gaby melihat cahaya terang menelusuri lorong sekolah tempat ia duduk dengan teman-teman akrabnya. Cahaya itu semakin dekat dan semakin membuat Gaby tak kuat menahan detakan jantungnya. Aroma cahaya itu seperti aroma malaikat yang akan memberikannya wahyu. Mulutnya tak dapat tertutup dan matanya tak bisa berkedip untuk berpaling dari cahaya itu. Cahaya itu semakin terang dan membuat matanya silau, tiba-tiba…
“Gab, bengong aja lo, ayo temenin gue ke kantin” sapa Arman.
“issshhh lo ganggu aja, lagi gossip nih” jawab Gaby sambil memalingkan mukanya.
“iihhh ayo” Arman pun menarik tangan Gaby dan membawanya ke kantin.

Jantung Gaby berdetak sangat kencang seperti sedang bertemu dengan artis idolanya Zayn Malik. Penglihatan Gaby di depan pun hanya seperti kertas putih yang ada gambaran arman disitu. Tangan Relis pun menjadi dingin membeku. Dengan pikiran yang kosong ia terbang mengikuti kemana arah angin Arman.
Arman adalah sahabat dekat Gaby sejak SMP. Dari dulu sampai sekarang pesona Arman gak pernah bisa padam dan membuat Gaby terus tergila-gila dengannya. Walaupun sahabatan, tapi Gaby juga belum berani mengungkapkan perasaannya terhadap Arman. Alih-alih Gaby takut mengusik persahabatan mereka dan membuat kesempatannya dekat dengan Arman tidak ada lagi.
Beberapa tahun sudah Gaby hanya mengagumi Arman dengan mengirimkan surat-surat beramplop pink dengan isi kata-kata cinta yang tidak ada nama pengirimnya. Ia selalu memberi kode Arman untuk mencari tau siapa pengirim surat itu, namun Arman merasa itu semua tidak penting.
Saat di kantin Arman memberikan surat-surat cinta yang ia dapat setiap harinya di dalam laci kepada Gaby.
“nah Gab ini gue dapat lagi nih surat dari fans gue” dengan PD berbicara dan merangkul Gaby sambil meminum satu botol minuman ringan.
“aahhh PD banget lo Man, kayak punya fans aja” jawab Gaby sambil melepas rangkulan Arman dan merebut minuman Arman.
“weess weesss santai bro, gue bingung kenapa itu cewek ga bosen-bosennya bikin surat buat gue, dan kenapa ya dia ga pernah kasih tau namanya”
“kan udah gue kasih tau, coba lo cari tau soal surat ini, siapa tau setelah orangnya ketemu lo bisa suka juga sama dia” ucap Gaby sambil berharap dalam hatinya Arman bakal ngerespon.
“Duhhhh gimana ya? ahh malas ah, mending nunggu ceweknya ngaku ke gue” jawab acuh Arman sambil meminum lagi minumannya.
Mendengar perkataan Arman tadi Gaby mempunyai niatan untuk jujur kepada Arman. Dan akhirnya Gaby berinisiatif untuk membuat scrap book yang berisi foto-foto ia dengan Arman dan surat-surat yang selama ini telah ia buat. Gaby pun berniat menjauhi Arman sementara, agar jika nanti Arman menolak dan menjauhinya ia telah terbiasa.
Selama dua minggu Gaby menjauhi Arman. SMS, telfon, BBM, dan mention dari Arman tak ia respon. Sampai akhirnya tiba di hari Gaby akan mengaku. Gaby mendekati Arman yang sedang di kantin dengan membawa scrap book di dalam tasnya.
“hey Man, apa kabar?” sapa Gaby sambil memukul pundak Arman dan meremas erat tali tasnya.
“iihh sombong banget lo sekarang, dari mana aja lo?” Tanya Arman sambil nyolot dan memencet-mencet keypad BBnya.
“hehehe maklum lagi banyak tugas akhir-akhir ini” jawab Gaby dengan salah tingkah.
“sok sibuk lo, presiden aja ga sibuk-sibuk amat” jawab Arman sinis.
“mmm Man gue mau ngomong nih. Sebenarnya…”
“eeiitttsss stop dulu, gue mau ngomong duluan ke lo” pembicaraan Gaby dipotong Arman.
“oohh apa? ngomong sudah” jawab Gaby agak sedikit berharap Arman mau menembaknya.
“Lis, gue punya cewek baru, nih liat nih, cantikkan” ucap Arman sambil memperlihatkan foto ceweknya yang menjadi wallpaper bbnya.
Hati Gaby sangat kacau dan hancur. Ia tak percaya akan semua ini. Ia menyesal tidak mengungkapkan perasaannya dari awal kepada Arman. Namun karena ia tidak mau Arman tau perasaannya, maka ia mengurungkan niatnya untuk memberikan scrap book yang telah ia buat selama ini. Gaby mencoba berpura-pura senang di depan Arman.
“selamat ya Man, semoga langgeng” ucap Gaby sambil menahan air mata dan berpura-pura tersenyum.
“makasih ya Gab, oh iya tadi lo mau ngomong apa?” Tanya Arman sambil merangkul Gaby.
“oh ga apa-apa Man, sudah lupa mau ngomong apa, hehehe”
”dasaar lo Gab pelupa. Enggak berubah dari dulu sampe sekarang. Tapi yang penting gue sayang lo sebagai sahabat gue” kata Arman sambil memeluk Gaby.
Setelah mendengar perkataan Arman tadi, Gaby pun sadar dan mencoba untuk menyimpan perasaannya sendiri. Dan sampai sekarang Arman dan Gaby masih bersahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar