42. Delegasi
Perjanjian Renville
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia
dan Belanda yang diusulkan oleh KTN atau Komisi Tiga Negara (Australia, Belgia,
Amerika Serikat) untuk mencari penyelesaian damai atas pertikaian
Indonesia-Belanda.
Perjanjian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 8
Desember 1947 – 17 Januari 1948 yang bertempat di geledak kapal perang Amerika
Serikat, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Ranjung Priok, Jakarta.
Delegasi dari Indonesia terdiri atas perdana menteri Amir Syarifudin, Ali
Sastroamijoyo, Dr. Tjoa Sik Len, Moh. Roem, Haji Agus Salim, Narsun dan Ir.
Juanda. Sedangkan Delegasi dari Belanda terdiri atas Abdulkadir Widjojoatmojo,
Jhr. Van Vredeburgh, Dr. Soumukil, Pangran Kartanagara dan Zulkarnain. Ternyata
delegasi dari Belanda kebanyakan orang Indonesia yang pro Belanda. Belanda
ingin melakukan politik adu domba untuk melemahkan Indonesia agar mudah
dikuasai. Perdebatan ini selesai dengan diperoleh hasil persetujuan damai yang
disebut dengan Perjanjian Renville. Pokok-pokok isi dari Perjanjian Renville
adalah sebagai berikut:
- Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia samapi kedaulatan Indonesia diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat yang segera terbentuk.
- Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang sejajar dengan negara Belanda dalam uni Indonesia-Belanda.
- Republik Indonesia akan menjadi negara bagian dari RIS
- Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagain kekuasaannya kepada pemerintahan federal sementara.
- Pasukan republic Indonesia yang berda di derah kantong harus ditarik ke daerah Republik Indonesia. Daerah kantong adalah daerah yang berada di belakang Garis Van Mook, yakni garis yang menghubungkan dua derah terdepan yang diduduki Belanda.
Perjanjian
Renville ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 17 Januari 1948. adapun
kerugian yang diderita Indonesia dengan penandatanganan perjanjian Renville
adalah sebagai berikut :
- Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya negara Indonesia Serikat melalaui masa peralihan.
- Indonesia kehilangan sebagaian daerah kekuasaannya karena grais Van Mook terpaksa harus diakui sebagai daerah kekuasaan Belanda.
- Pihak republik Indonesia harus menarik seluruh pasukanya yang berda di derah kekuasaan Belanda dan kantong-kantong gerilya masuk ke daerah republic Indonesia.
Penandatanganan
naskah perjanjian Renville menimbulkan akibat buruk bagi pemerinthan republik
Indonesia, antra lain sebagai berikut:
- Wilayah Republik Indonesia menjadi makin sempit dan dikururung oleh daerah-daerah kekuasaan belanda.
- Timbulnya reaksi kekerasan dikalangan para pemimpin republic Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya cabinet Amir Syarifuddin karena dianggap menjual negara kepada Belanda.
- Perekonomian Indonesia diblokade secara ketata oleh Belanda
- Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militernya dari daerah-daerah gerilya untuk kemudian hijrah ke wilayah Republik Indonesia yang berdekatan.
- Dalam usaha memecah belah Negara kesatuan republic Indonesia, Belanda membentuk negara-negara boneka, seperti; negara Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara jawa Timut. Negara boneka tersebut tergabung dalam BFO (Bijeenkomstvoor Federal Overslag).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar