56. PENGARAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
( KOMUNIKASI )
Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi manajer karena sebagai proses dimana fungsi
manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
kepemimpinan, dan fungsi pengendalian dapat dicapai. Dan sebagai kegiatan
dimana manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya.
Proses
komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawabnya dan
informasi harus di komunikasikan kepada para manajer sebagai dasar pembuatan
keputusan dalam pembuatan fungsi-fungsi manajemen baik secara lisan maupun
tertulis.
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Komunikasi
diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau informasi seseorang ke
orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak hanya berupa kata-kata yang
disampaikan seseorang tapi mempunyai pengertian yang lebih luas seperti ekpresi
wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi
dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut rantai pertukaran
informasi. Hal ini mengandung unsur-unsur :
1. Sebagai
kegiatan untuk seseorang mengerti.
2. Sebagai sarana
pengendalian informasi.
3. Sebagai system
bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
PROSES
KOMUNIKASI
Ada dua
model dalam proses komunikasi, yaitu :
1.
Model komunikasi antar pribadi
Model ini
adalah model yang paling sederhana di dalam proses komunikasi. Model yang
paling canggih dalam komunikasi adalah model proses komunikasi dimana
langkah-langkahnya sebagai berikut :
v
Pengirim ( Sender = Sumber ) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan, keinginan atau informasi serta
mempunyai kepentingan untuk mengkomunikasikan kepada orang lain.
v
Pengkodean ( Encoding ), pengirim mengkodekan informasi yang akan disampaikan diterjemahkan ke
dalam simbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain
mengerti tentang informasi yang disampaikannya.
v
Pesan ( Message ), pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat dirasakan atau
dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato dapat di dengar
dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau dirasakan.
v
Saluran ( Channel ), adalah cara mentrasmisikan ( menyampaikan ) pesan, misalnya kertas untuk
surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran ( media ) harus sesuai
untuk pesan.
v
Penerima ( Recaiver ), adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima, jika pesan tidak
sampai kepada penerima. Komunikasi tidak terjadi.
v
Penafsiran Kode ( Decoding ), adalah proses dimana penerima mentafsirkan pesan dan menterjemahkannya
menjadi informasi yang berarti baginya. Semakin tepat penafsiran penerima
terhadap pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin efektif komunikasi yang
terjadi.
v
Umpan Balik ( Feedback ), adalah pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi
pengirim dinyatakan. Karena penerima menjadi pengirim,
umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat
umpat balik semakin efektif dalam komunikasi
2.
Komunikasi dalam organisasi
Raymond V.
Lesikar berpendapat bahwa yang mempengaruhi efektifitas komunikasi ada empat
faktor, antara lain :
v
Jalur komunikasi formal
Efektifitas komunikasi akan
efektif melalui dua cara :
o Jalur formal dimana jarak yang semakin meluas dan berkembang serta
tumbuhnya organisasi.
o Jalur formal komunikasi menghambat arus yang besar dari informasi diantara
tingkat-tingkat organisasi.
v
Struktur wewenang
Dalam organisasi dimana
perbedaan status dan kekuasaan akan mempengaruhi isi dan ketepatan komunikasi,
contohnya percakapan Direktur Utama dengan karyawan biasa dilakukan dengan
tatakrama dan terbatas sehingga tak ada pihak yang berkehendak untuk mengatakan
sesuatu yang penting.
v
Spesialisasi
Jabatan
Anggota organisasi yang sama akan menggunakan
istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu dan gaya yang sama dalam berkomunikasi.
v
Pemilikan
Informasi
Individu-individu mempunyai informasi dan pengetahuan
yang khas mengenai tugasnya. Informasi ini memiliki bentuk kekuatan bagi orang
yang memilikinya, ini adalah bentuk komunikasi yang efektif.
SALURAN
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Saluran komunikasi ini ditentukan oleh struktur organisasi dan tipe-tipe
saluran dasar komunikasi, yaitu :
1.
Komunikasi
Vertikal
Komunikasi Vertikal adalah
komunikasi ke atas dan atau ke bawah dalam rantai komando. Komunikasi ke bawah
dimulai dari manajemen tingkat atas sampai pada karyawan bukan supervisor.
Kegunaannya antara lain untuk memberikan perintah, petunjuk dan lain-lain serta
membuka informasi kepada anggota organisasi tentang tujuan dan
kebijaksanaanorganisasi. Sedangkan kegunaan komunikasi ke atas memberikan
informasi kepada tingkatan yang lebih tinggi tentang apa yang terjadi pada
tingkatan yang lebih rendah. Misalnya tentang saran-saran, laporan kemajuan dan
sebagainya.
2.
Komunikasi
Lateral atau Horizontal
Meliputi pola aliran kerja dalam
organisasi yang terjadi antara anggota-anggota kelompok kerja yang sama dan
diantara departemen-departemen pada tingkat organisasi yang sama. Kegunaannya
adalah untuk menyediakan saluran langsung untuk koordinasi dan pemecahan
masalah organisasi. Hal ini untuk menghindari keterlambatan dalam pengarahan
dan untuk membentuk hubungan dengan rekan mereka.
3.
Komunikasi
Diagonal
Adalah komunikasi yang memotong
secara silang diagonal rantai perintah organisasi dan merupakan hasil hubungan
antara departemen lini dan staf.
PERANAN
KOMUNIKASI INFORMAL
Bentuk dari
komunikasi ini timbul karena adanya berbagai maksud yaitu :
v
Pemutusan kebutuhan manusiawi.
v
Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan
membosankan.
v
Keinginan untuk mempengaruhi prilaku orang lain.
v
Sumber
informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah desas-desus (graperine) yang secara resmi tidak disetujui. Hal ini akibat jaringan informasi yang simpang siur atau tumpang tindih. Artinya beberapa orang tertentu yang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi anggota dari beberapa jaringan informasi. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
HAMBATAN-HAMBATAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
Hambatan-hambatan
komunikasi yang efektif dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Hambatan
Organisasional
v
Tingkatan
Hirarki
Bila organisasi tumbuh dan
berkembang akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi, karena menambah
tingkatan memakan waktu yang panjang dan ketepatannya semakin berkurang. Dimana
setiap tingkatan bisa menambah atau mengurangi, serta merubah berita dengan
aslinya.
v
Wewenang
Manajerial
Bahwa mengendalikan orang lain juga
menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Atasan banyak merasa bahwa mereka
tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi yang membuatnya
tampak lemah. Sedang bawahan menghindari situasi untuk mengungkapkan informasi
yang membuat posisinya tidak menguntungkan. Maka dari dua hal diatas akan
menimbulkan gap.
v
Spesialisasi
Perbedaan fungsi, kepentingan dan
istilah-istilah lainnya membuat orang merasa ada dalam dunia yang berbeda, yang
akhirnya menghalangi masyarakat, serta sulit memahami dan mendorong terjadinya
kesalahan-kesalahan.
2.
Hambatan
Antar Pribadi
Kesalahan dalam komunikasi juga dipengaruhi
oleh faktor ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Maka perlu diperhatikan :
v
Persepsi
selektif
v
Kedudukan
komunikator
v
Keadaan
membela diri
v
Pendengaran
lemah
v
Ketidak
tepatan penggunaan bahasa
PENINGKATAN EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI
Ada dua cara
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu :
1.
Kebutuhan akan komunikasi yang
efektif
Untuk
mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu kesadaran akan
kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik.
Dijaman
modern ini komunikasi merupakan subjek penting, maka perusahaan-perusahaan
besar biasanya menggunakan ahli komunikasi untuk membantu memecahkan
masalah-masalah komunikasi internal.
Komunikasi
umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif
dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal
ini para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisi-pasif dan komunikasi
tatap muka merupakan cara baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui
penggunaan umpan balik.
2.
Komunikator
yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi komunikator yang
lebih efektif harus memberikan latihan-latihan dalam bentuk penulisan maupun
penyampaian berita secara lisan dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman akan
simbol-simbol, penggunaan bahasa yang baik dan benar, pengutaraan yang tepat
dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.
Salah satu alat yang digunakan
adalah Active listening yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan
manajemen para manajer, sebagai dasar peralatan ini adalah penggunaan
reflective statements (pernyataan balik) oleh para pendengar.
The American Management Association
(AMA) menyusun sepuluh pedoman efektivitas komunikasi organisasi, yaitu :
1. Cobalah
menjernihkan gagasan anda sebelum berkomunikasi.
2. Telitilah
kegunaan sebenarnya dari setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan
situasi manusia dan fisik secara keseluruhan bilamana anda berkomunikasi.
4. Berkonsultasi
dengan orang lain, bila perlu dalam merencanakan komunikasi.
5. Berhati-hatilah
ketika anda berkomunikasi, mengenai nada maupun isi pokok dari pesan anda.
6. Ambilah
kesempatan bila muncul untuk menyampaikan sesuatu yang dapat membantu atau
bernilai bagi penerima.
7. Lakukan
tindak lanjut komunikasi anda.
8. Berkomunikasi
untuk hari esok sebaik hari ini.
9. Pastikan
bahwa tindakan anda mendukung komunikasi anda.
10. Berusahalah
bukan saja untuk dimengerti tetapi juga untuk mengerti serta jadilah pendengar
yang baik.
Referensi :
v Mohammad
Abdul Mukhyi dan Iman Hadi Saputro, Manajemen Umum, Seri Diktat Kuliah,
Penerbit Gunadarma, Edisi pertama cetakan kedua 1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar