30.
PENGORGANISASIAN KURIKULUM
Pengorganisasian
kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni dalam konteks manajemen dan
dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah
suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak
luar, yang diatur berdasarkan aturan tertntu, yang dipimpin/diperintah oleh
seseorang pimpinan atau
seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan.
seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan.
Dalam sebuah
organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses manajemen, yakni:
1. Organisasi perencanaan kurikulum,
yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau tim pengembang kurikulum
2. Organisasi dalam rangka implementasi
kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan
lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulum.
3. Organisasi dalam tahap evaluasi
kurikulum, yang melibatkan pihakpihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah
kurikulum.
Dalam setiap jenis organisasi kurikulum diatas, terdapat susunan kepengurusan yang telah ditentukan sesuai dengan struktur organisasi berikut dengan tugas-tugas pekerjaannya sekaligus.
Sedangkan
bentukbentuk kurikulum, akan disusun menurut pola organisasi kurikulum yang dilengkapi
struktur, urutan kegiatan pembelajaran dan ruang lingkup materi tertentu. Dan
secara akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk
organisasi sebagai berikut:
1. Kurikulum Mata Ajaran.
Merupakan kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah. Adalah kurikulum yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri atas sejumlah mata pelajaran
yang terpisah satu sama lain.
2.
Setiap mata
pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak-kotaktersendiri dan disampaikan pada anak didik pada waktu-waktu tertentu.
3.
Kurikulum
ini bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan.
4.
Tidak
didasarkan atas kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang menyangkut diri
siswa.
5.
Tidak
mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan
masyarakat.
masyarakat.
6.
Pendekatan
metodologi sistem penuangan.
7.
Pelaksanaan
dengan sistem guru mata pelajaran.
8. Para siswa sama sekali tidak dilibatkan
dalam perencanaan kurikulum
2. Mata pelajaran-mata pelajaran itu disusun dalam pola korelasi agar lebih mudah dipenuhi oleh siswa. Bentuk korelasi terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Korelasi informal, dimana seorang
guru mata pelajaran meminta agar guru mata pelajaran lainnya mengkorelasikan
pelajaran yang akan digunakannya dengan bahan yang akan diberikannya dengan bahan
yang telah diberikan oleh guru yang sebelumnya.
2.
Korelasi
formal, bahwasanya beberapa orang guru merencanakan bersama-sama untuk
mengkorelasikan mata pelajaran yang akan menjadi tanggung jawab masing-masing
guru
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179514-pengorganisasian-kurikulum/#ixzz2lwxM4pZ4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar