Kamis, 28 November 2013

(TUGAS) 30. PENGORGANISASIAN KURIKULUM



30.  PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan aturan tertntu, yang dipimpin/diperintah oleh seseorang pimpinan atau
seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan.

Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses manajemen, yakni:
1.      Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau tim pengembang kurikulum
2.      Organisasi dalam rangka implementasi kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulum.
3.      Organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum, yang melibatkan pihakpihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah kurikulum.

Dalam setiap jenis organisasi kurikulum diatas, terdapat susunan kepengurusan yang telah ditentukan sesuai dengan struktur organisasi berikut dengan tugas-tugas pekerjaannya sekaligus.
Sedangkan bentukbentuk kurikulum, akan disusun menurut pola organisasi kurikulum yang dilengkapi struktur, urutan kegiatan pembelajaran dan ruang lingkup materi tertentu. Dan secara akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut:

1. Kurikulum Mata Ajaran.

Merupakan kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah. Adalah kurikulum yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1.      Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain.
2.      Setiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak-kotaktersendiri dan  disampaikan pada anak didik pada waktu-waktu tertentu.
3.      Kurikulum ini bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan.
4.      Tidak didasarkan atas kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang menyangkut diri siswa.
5.      Tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan
masyarakat.
6.      Pendekatan metodologi sistem penuangan.
7.      Pelaksanaan dengan sistem guru mata pelajaran.
8.      Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum

2. Mata pelajaran-mata pelajaran itu disusun dalam pola korelasi agar lebih mudah dipenuhi oleh siswa. Bentuk korelasi terdiri atas dua jenis, yaitu:

1.      Korelasi informal, dimana seorang guru mata pelajaran meminta agar guru mata pelajaran lainnya mengkorelasikan pelajaran yang akan digunakannya dengan bahan yang akan diberikannya dengan bahan yang telah diberikan oleh guru yang sebelumnya.
2.      Korelasi formal, bahwasanya beberapa orang guru merencanakan bersama-sama untuk mengkorelasikan mata pelajaran yang akan menjadi tanggung jawab masing-masing guru



Tidak ada komentar:

Posting Komentar