36. NYASAR DI PANTAI KUTA-BALI
Sang mentari iringi perjalanan hari itu, dengan semangat aku dan mereka
ayunkan langkah kaki ini. Menanti sosok indah ciptaanNya. Roda empat itu
mengantarkan aku dan mereka. Ke sebuah tempat yang indah tiada tara. Semua
beawal dari rodan empat itu. Entah siapa yang salah, atau memang ini jalan Sang
Kuasa untuk melengkapi pengalaman kita. Pergi bersama itu hal yang biasa. Ada
yang lebih indah di pantai Kuta, ditemani oleh deburan halus sang ombak, dengan
langkah malas kita berjalan. Semua berawal dari partisipan yang hanya menampung
20 orang. Kita aku dia dan dia lagi bergegas menaiki roda empat itu. Dengan
nada senang, kita banyak bercerita. Waktu kian tepati janjinya, kita sampai di
Pantai Kuta. Tempat yang indah, bertaburkan triliunan butir pasir yang mampu
terhempaskan.
Perjalanan kian menarik, kala mereka tak kunjung jua tiba. Hati resah,
gelisah, ntah harus berbuat apa. Diam dan terus menanti keputusan. Aku dan
mereka terus saja berbicara, tak henti hentinya mengeluh. Setelah lelah, saat
itulah klimaks dari semua cerita hari itu, namun apalah daya. Kita tak bersama
mereka, dan kita hanya kita. Tanpa mereka dan hanya bersama kita, pantai,
mentari, dan senja. AwanNya mulai menghitam, mengisyaratkan senja akan tiba.
Perlahan kita berjalan, menyisir panjang jalan. Sebelahnya adalah pantai kuta
bersama senja, namun apalah daya, jalan ini memaksa tuk terus kita melangkah.
Menurut saja, terus berjalan hingga menemukan titik dari semua persitiwa. Dan
terputuskanlah untuk melihat senja, berbalik arah ketempat sedari tadi kita
cemas menunggu. Menyusuri garis pantai Kuta, dengan paras letih, kita terus
melangkah.
Tapi taukah teman? Disanalah saat kita saling menjaga, disanalah saat
kita saling mengerti, disanalah saat kita saling melindungi, disanalah saat
kita saling menenangkan. Rasakan itukah? Mungkin itu garisNya. Memang sedikit
memaksa dan tanpa kendali dan mau kita, tapi tahukah dibalik semua itu ada
sebuah keindahan yang tersirat. Dia meminta kita untuk tetap bersama, hanya
kita. Tanpa mereka, menikmati ciptaanNya hanya bersama kita. Alangkah indahnya
moment itu, saat sunset indah itu kita lirik bersama. Memang terlihat tak
seindah yang di fikirkan, tapi tela’ah lebih jauh tentang keadaan itu, bukankah
itu memanglah jalanNya? Yang mengizinkan kita tuk memiliki waktu khusus hanya
untuk kita. Yang meminta dan memaksa kita bersama menikmati keindahan
ciptaanNya, dan hanya kita. Waktu khusus untuk kita di Pantai Kuta, istimewa.
Senja kian menarik sinar itu, kini kita hanya kita. Mencari titik dimana harus
kembali, dengan langkah perlahan, kita tetap berjalan. Bukankah itu
sungguh romantis kawan? Berjalan santai ditemani sunset pantai Kuta. Saat itu
memang kita yang tak mengerti, jika itu adalah waktu khusus hanya untuk kita
nikmati. Tapi karena bertubi tubi kicauan, hingga kita tak sanggup fikirkan.
Terus melangkah, sunsetpun menampilkan klimaks dari keindahan. Sungguh
CiptaanNya yang luar biasa. Indah sunset itu seindah moment kita saat itu.
Masih ingatkah? “ HAPPY B’DAY LILIAN”, tanpa sengaja kita membantu dia, turis
manis yang ingin berbagi cerita tentang her girlfriend. Baginya kita
membantunya. Satu lagi keindahan moment itu, membantu turis manis itu dihari
pentingnya.
Kembali menyisiri garis pantai yang teramat panjang, walau berat, kita
tetap melangkah. Cantiknya sunset itu, membuatku ingin selalu menatapnya. Namun
dengan kita tetap bersama, itu lebih indah dan menarik bagiku. Sunset yang
indah dengan moment indah pula, kita abadikan. Dan terciptalah foto bersama di
Pantai Kuta. Indah bukan ? sungguh Pantai Kuta memberikan warna yang indah
untuk kita. Deburan ombaknya, seakan menari nari temani langkah kaki. Sunset
cantiknya, seakan iringi perjalanan kita. Adakah yang kurang saat itu? Tentunya
tidak, semua itu teramat indah, jika kita memang sadari betul dan memahami
untuk mengerti. Kawan, pantai Kuta tetap indah. Bersama ombaknya, sunsetnya,
pasir putihnya, air birunya. Semuanya tetap menawan indah. Terbentang luas tak
ada habisnya hingga ujung mata memandang. Inilah ciptaanNya. Menciptakan Pantai
Kuta, untuk saksi kebersamaan kita.
-
CLASSICAL -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar