Minggu, 11 Oktober 2015

Sistem Penjualan pada ALFAMART


 ANALISIS SISTEM PENJUALAN ALFAMART

Pada sistem penjualan Alfamart yaitu metode analisa yang digunakan adalah Analisis SWOT.
Sistem penjualan Alfamart menggunakan Analisis SWOT karena Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang.
Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran).

SWOT tersebut singkatan dari Strength, Weaknesses, Oportunities, Threats. Strength berarti kekuatan, weaknesses berarti kelemahan, oportunities berarti peluang, dan threats berarti ancaman. Artinya, pada sistem ini memiliki kekuatan tersendiri pada perusahaan tersebut, lalu memiliki kelemahan juga pada setiap perusahaan yang menggunakan sistem ini. Peluang dan ancaman juga ada pada perusahaan yang menggunakan sistem ini. Peluang yaitu untuk mengembangkan suatu perusahaan tersebut dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang lebih dari sebelumya. Sedangkan ancaman yaitu adanya pesaing-pesaing yang lebih dari perusahaan tersebut. Berikut adalah sistem yang ada pada penjualan Alfamart.

1.       Strength (Kekuatan)
Untuk strength atau kekuatan pada Alfamart yaitu Alfamart telah mengembangkan franchise yang mempunyai tujuan menjadi assets nasional dalam bentuk jaringan ritail waralaba yang unggul dalam persaingan nasional. Franchise (pewaralabaan) adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat.
Alfamart berencana meningkatkan porsi waralabanya dari 23 % menjadi 30%, agar memberikan peluang yang lebih besar pada investor untuk memperluas Alfamart hingga ke daerah-daerah terpencil.
Franchise fee yang ditawarkan ralatif tinggi. Franchise fee merupakan biaya yang dibayarkan oleh penerima waralaba (franchisee) kepada pemberi waralaba (franchisor) untuk membiayai pos pengeluaran/belanja iklan dari franchisor yang disebarluaskan secara nasional/international. Franchise fee yang ditawarkan relatif tinggi, untuk Alfamart yaitu 45 juta rupiah per 5 tahun, sedangkan untuk Indomaret 75 juta rupiah per 5 tahun.
Alfamart menjual barang eceran dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan Indomaret sehingga masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di Alfamart, karena perbedaan harga sedikitpun akan mempengaruhi pendapatan.

2.       Weaknesses (Kelemahan)
Pada sistem ini perusahaan mempunyai kelemahan atau kekurangannya masing-masing. Untuk weaknesses (kelemahan) pada Alfamart yaitu Investasi franchise Alfamart yang ditawarkan kurang kompetitif (bersaing) bila dibandingkan dengan Indomaret. Alfamart berkisar antara 300 juta sampai dengan 350 juta, sedangkan Indomaret berkisar antara 300 juta sampai 400 juta. Beberapa daerah kurang mengenal Alfamart, karena kurangnya promo. Apabila Alfamart promosinya cukup bagus, maka Alfamart akan lebih dikenal oleh masyarakat. Contohnya yaitu Alfamart dapat membuat iklan-iklan di stasiun tv tentang promo harga atau yang lainnya. Bukan hanya di stasiun tv saja tetapi banyak media lain yang bisa menjadikan Alfamart dapat lebih dikenal oleh masyarakat.

3.       Oportunities (Peluang)
Peluang untuk mendirikan Alfamart di berbagai wilayah sangat menguntungkan. Apalagi dengan daya beli masyarakat yang cukup baik. Bukan hanya harga yang lebih murah yang menjadi tujuan utama Alfamart tapi pelayanan dan kenyamana bagi customer. Apabila pelayanan dan kenyamanan yang diberikan untuk customer cukup baik maka mereka akan sering berbelanja di Alfamart. Alfamart juga dapat dijumpai di manapun maka memudahkan customer untuk datang atau berbelanja.

4.       Threats (Ancaman)
Adapun Indomaret sebagai pesaing Alfamart mengaku akan meningkatkan inovasi produknya. Salah satunya kini yang dikembangkan adalah meluncurkan kartu multifungsi yaitu Smart Card. Smart card tidak hanya berfungsi untuk belanja, bisa juga digunakan untuk membayar tagihan telepon, listrik, cicilan motor dan mobil. Saat ini jaringan Indomaret yang menggunakan system waralaba berjumlah 1.300 gerai. Dengan nilai investasi Rp. 250-300 Juta pergerai.

PIHAK YANG TERLIBAT

Dalam sistem ini, pihak yang terlibat digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a.       Input
Pihak yang terlibat dalam golongan input ini adalah Customer, dalam hal ini customer melakukan pemesanan barang.
Customer dapat memilih barang apa saja yang dibutuhkan atau dinginkan tanpa harus mengantri dengan cara mengambil sendiri atau memilih sendiri barang yang sudah disediakan oleh pihak Alfamart.
b.      Proses
Dalam proses ini pelayan menerima pesanan pembelian yang telah dipilih oleh customer. Kemudian customer membuatkan detail pembelian dan mengirimkan ke kasir.
c.       Kasir
Kasir menerima detail pembelian dari pelayan, menghitung total pembelian, membuat nota untuk customer dan laporan penjualan untuk bagian keuangan serta bagian pembukuan.
d.      Keuangan
Bagian keuangan ini berfungsi untuk menerima laporan penjualan dari kasir yang akan dijadikan input laporan keuangan yang akan diserahkan kepada pemilik usaha. Kini Alfamart memiliki kurang lebih 2.779 gerai. Setiap cabang Alfamart setiap harinya harus mengirimkan laporan keuangan kepada pusatnya atau pemilik usahanya. Apabila laporan keuangan dengan barang yang terjual berbeda atau tidak sesuai dengan pendapatan, maka ada oknum karyawan yang tidak bertanggung jawab dan karyawan yang berbuat curang akan dikenakan denda sesuai dengan kekurangan pada keuangan tersebut.
e.      Bagian Pembukuan
Bagian pembukuan menerima laporan penjualan dari kasir sebagai input untuk penghitungan ketersediaan barang. Dengan adanya pembagian pembukuan  ini Pemilik dapat mengetahui barang apa saja yang sudah terjual dan barang apa saja yang banyak diminati oleh pembeli. Biasanya pemilik akan menambah barang yang banyak terjual dibandingkan dengan barang yang sedikit diminati.
f.        Output
Customer menerima nota pembelian dari kasir sebagai barang bukti pembelian. Biasanya nota tersebut berupa print out. Nota tersebut berupa print out diberikan kepasa customer agar tidak ada kesalah pahaman dengan barang yang dibelinya.
g.       Pemilik
Pemilik menerima laporan keuangan dari pihak keuangan dari semua cabang Alfamart yang sudah ada sebagai laporan tiap bulannya. Dan pemilik dapat mengetahui berapa labanya setiap bulan, naik atau tidak laba yang didapatkan oleh pemilik Alfamart tersebut.


Referensi : http://agiagusti.blogspot.co.id/2014/10/analisis-sistem-informasi-akutansi.html

Teori Sistem Informasi Akuntansi



1.  DEFINISI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang akan membangun sistem informasi manajemen, disarankan untuk membangun sistem informasi akuntansi terlebih dahulu. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain : Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Ahli
1.      Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6)  pengertian sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users).
2.      Menurut Wilkinson (1990), bahwa sistem informasi akuntansi adalah merupakan sistem informasi formal, memiliki tujuan (kegunaan), tahap, tugas, pengguna, dan sumber daya dan mencakup ke seluruh kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi bagi semua pengguna di perusahaan tersebut.
3.      Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (1996, h.1) pengertiansistem informasi akuntansi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi akuntansi.” Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai pengambilan keputusan.
4.      Menurut Mulyadi (2001, h.3), “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
5.      Menurut Niswonger, Fess & Warren diterjemahkan oleh Ruswinarto, H. (1995, h.248), “Sistem akuntansi adalah suatu sarana bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan.”
6.      Menurut Baridwan (1998, h.6), “Sistem akuntansi terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu mengenai usaha suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manejemen untuk mengawasi usaha-usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.”


2.      EVOLUSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Dalam perjalannya Sistem Informasi Manajemen tidak serta merta langsung menjadi sebuah sistem yang seperti kita rasakan saat ini melainkan ada tahapan-tahapan perkembangan dari sistem yang terfokus untuk menghimpun,menyimpan dan memproses data saja sampai terciptanya sistem yang mengelola data tersebut menjadi sebuah informasi dan dari informasi tersebut terciptalah sistem pendukung keputusan berikut perinciannya :

1.      Fokus awal pada data

Sistem pemrosesan transaksi merupakan jenis sistem yang pertama kali di impelementasikan. Focus utama sistem ini adalah pada data transaksi.sistem informasi ini digunakan untuk menghimpun , menyimpan dan memproses data transaksi serta sering kali mengendalikan keputusan yang merupakan bagian dari transasksi.misalnya yang mengendalikan keputusan adalah sistem pemrosesan transaksi yang sekaligus dapat memvlidasi keabsahan kartu kredit atau mencarikan rute pesawat terbang yang terbaik sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Nama aplikasi akuntasnsi berbasis komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

2.      Fokus baru pada informasi

Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tsb. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar karena dengan adanya Manajemen Informasi perusahaan akan mudah mendapatkan Informasi yang akurat dan tepat guna mendukung dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan tersebut.

3.      Fokus revisi pada pendukung keputusan.

Sistem pendukung keputusan (Decision support system) adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana seharusnya dibuat.

DSS dibuat sebagai reaksi atas ketidakpuasan terhadap Sistem Pemrosesan Transaksi dan Sistem Informasi Manajemen sebagaimana diketahui ,SIP lebih memfokuskan diri pada pengendalian transaksi yang merupakan kegitan yang bersifat berulang dan terdefenisi dengan baik,sedangkan SIM lebih berorientasi pada penyediaan laporan bagi manajemen yang sifatnya dinamis.DSS lebih ditunjuk untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analistis, dalam situsai yang kurang terstruktur dan dengan criteria yang kurang jelas.DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.

Evolusi Model Sistem informasi Akuntansi:

1.      Model Proses Manual: bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistem akuntansi , membentuk peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya personal yang mencirikan kebanyakan proses bisnis.

2.      Model Flat File : menjelaskan suatu lingkarang dimana file-file data individu tidak berkaitan file-file lainnya. Pemakaian akhir mempunyai file data dan tidak menggunakan bersama pemakai lainnya.

3.      Model sistem basis data: menggambarkan pemusatkan data perusahaan ke dalam satu basis data bersama yang dibagi bersama dengan semua pengguna. Akses ke sumber daya data dikendalikan melalui system manajemen basis data (database management system-DBMS). DBMS adalah peranti lunak system khusus yang di program untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya. Program dari pengguna akan mengirim permintaan data ke DBMS, yang akan menvalidasi serta mengotorisasi akses ke basis data berdasarkan tingkat otoritas pengguna. Jika pengguna meminta data yang tidak sesuai dengan hak aksesnya, permintaan itu akan ditolak.

4.      Model sistem REAREA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan resources (sumber daya), events (kegiatan), dan agents (pelaku) perusahaan yang sangat penting, dan hubungan diantaranya. Dari tempat penyimpanan ini, tampilan pengguna dapat dibentuk untuk memenuhi kebutuhan semua pengguna dalam perusahaan. Ketersediaan beberapa tampilan memungkinkan penggunaan data transaksi secara fleksibel dan memungkinkan pengembangan system informasi akuntansi yang mendorong, dan bukan menghambat, integrasi.

5.      Model sistem ERPERP adalah model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya selain itu berbagai hambatan fungsional tradisional dapat diatasi karena system ini menfasilitasi adanya data bersama di antara semua pengguna di perusahaan.



3.      BAGAIMANA SIA (SISTEM INFORMASI AKUNTANSI) DAPAT BERJALAN SECARA EFEKTIF
SIA dapat menambah nilai bagi perusahaan dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu sebagai pendukung dari aktivitas utama, sehingga aktivitas utama dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Perancangan SIA yang baik dapat memberikan beberapa hal positif pada rantai nilai perusahaan, misalnya:
·         Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa. Dengan adanya SIA yang bagus perusahaan akan mendapat masukan informasi seperti standar penggunaan bahan baku untuk produksi sehingga perusahaan tidak perlu menurunkan kualitas, dan seandainya terpaksa menurunkan kualitas, SIA memberi dapat memberi masukan penurun kualitas yang dapat ditoleransi perusahaan.
·         Memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi suatu proses dengan memberikan informasi yang tepat waktu, dan terkini, seperti misalnya pembaruan informasi bahan baku sehingga perusahaan tidak perlu menanggung terlalu banyak bahan baku di gudang.
·         Memperbaiki pengambilan keputusan. SIA dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan memberikan informasi yang lengkap dan tepat waktu, seperti misalnya dengan melihat perilaku konsumen yang akan berguna untuk penawaran produk atau paket yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
·         Berbagi pengetahuan. SIA yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses berbagi pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki operasi perusahaan dan bahkan memberikan keunggulan kompetitif.
SIA dalam suatu organisasi merupakan salah satu subsistem dari SIM yang bertugas sebagai pengumpul data aktivitas, terutama yang bersifat keuangan untuk diolah menjadi informasi. Namun karena kompleksnya aktivitas perusahaan terkadang dibutuhkan sistem lain untuk mengumpulkan informasi terutama yang bersifat non keuangan, seperti misalnya jam ketika penjualan berlangsung, usia konsumen yang paling banyak menggunakan produk, data-data seperti ini yang mungkin tidak dicatat oleh SIA. Dengan adanya sistem lain, tak jarang satu data yang sama disimpan pada dua sistem yang berbeda, hal ini tentunya merupakan suatu pemborosan bagi perusahaan, maka dari itu diperlukan pemahaman terhadap sistem pada umumnya dan SIA pada khususnya agar dapat membuat suatu sistem dengan data yang saling terintegrasi.

Sumber:
https://linlindaantebellum.wordpress.com/matkul-smstr-3/sia/resume3/
http://kopihangat.net/sekilas-tentang-sistem-informasi-akuntansi-sia/